ScienceSide #01 : Volcanic Winter ⛰️
![]() |
| source: pinterest |
Sekitar 74.000 tahun lalu, terjadi letusan vulkanik yang skala letusannya 5.000 kali lebih besar dibanding letusan Gunung Helens di Amerika Serikat, hal itu pun sempat menimbulkan volcanic winter atau musim dingin vulkanik selama sekitar satu dekade. Lalu apa sebenarnya volcanic winter tersebut?
Singkat fakta mengenai Volcanic Winter
Volcanic winter atau musim dingin vulkanik adalah pengurangan suhu global yang disebabkan oleh abu vulkanik setelah letusan gunung berapi besar yang sangat eksplosif. Abu vulkanik beserta tetesan asam sulfur dan air tersebut menyebar secara global oleh angin, sehingga menghalangi jalannya sinar matahari dan mencegah energinya sampai ke permukaan bumi.
Musim
dingin vulkanik juga ditandai dengan terganggunya pola cuaca di seluruh dunia.
Kelaparan, kekeringan, banjir, dan kematian ribuan orang adalah beberapa efek
langsung dari musim dingin vulkanik.
Ada bukti
bahwa musim dingin vulkanik telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi,
dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Salah satu episode musim dingin
vulkanik yang lebih parah terjadi antara 71.000 dan 74.000 tahun yang
lalu, Gunung Toba, sebuah gunung berapi di pulau Sumatera, mengeluarkan abu
sebanyak 2.800 km kubik ke stratosfer. Bukti inti es
menunjukkan bahwa suhu udara rata-rata di seluruh dunia turun 3–5 ° C selama bertahun-tahun setelah letusan. (Beberapa simulasi model memperkirakan
bahwa penurunan suhu ini mungkin mencapai 10 ° C di Belahan Bumi Utara
pada tahun pertama setelah letusan). Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa
peristiwa ini mengirim planet ini ke zaman es yang parah yang hampir
menyebabkan kepunahan manusia modern. Sebuah studi menunjukkan bahwa beberapa
wilayah di bumi dengan persediaan makanan yang melimpah mungkin telah berfungsi
sebagai tempat perlindungan bagi manusia di tahun-tahun setelah letusan.
_
referensi
britannica.com, perbedaannya.com, republika.co.id



0 comments